Kamis, 25 Mei 2017

PURA AMERTHA JATI - CINERE

LAPORAN HASIL PROJECT PERSAHABATAN DENGAN AGAMA LAIN (HINDU)
PURA AMERTHA JATI CINERE
Tugas Ini di Susun guna Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Agama Hindu
Dosen Pengampu :
Siti Nadroh, M. A.
Hasil gambar untuk logo uin
Di Susun :
Ikhwatun Muamalah 11150321000046
Syifaul Khusna 11150321000066
Kelompok : 2/PA/4B
PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Project Persahabatan dengan agama Hindu ini.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran bahwa kita sebagai mahasiswa khususnya memahami bagaimana saling memahami, mengerti dan bersikap baik dan tolong menolong tidak hanya terhadap sesama agama. Namun, kita juga perlu saling bertoleransi terhadap antar umat beragama termasuk Agama Hindu ini.
Tugas laporan ini merupakan salah satu tugas UTS Matakuliah Agama hindu. Laporan ini disusun sebagai pelengkap project persahabatan yang telah dilaksanakan pada bulan april ini di Pura Amertha Jati-Cinere.
Dengan selesainya laporan project persahabatan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
  1. Ibu Siti Nadroh selaku dosen Matakuliah Agama Hindu
  2. Bapak Nyoman Astra selaku wakil pengempon Pura
  3. Bapak Ide Bagus S selaku pengurus Pura
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Terimakasih.


Ciputat, April 2017
Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang permasalahan 1
  2. Rencana Kegiatan 2
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
  1. Deskripsi Kegiatan 3
  2. Waktu dan Tempat Kegiatan 3
  3. Hasil Kegiatan 3
  4. Sistematika Penulisan 12
  5. Pihak-pihak Yang Terlibat 13
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN 14
SARAN 14
REFLEKSI ANGGOTA 15
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Permasalahan
Telah kita ketahui bahwa Agama Hindu sudah berkembang di Bali dengan baik. Namun, pemujaan hanya ditujukan kepada dewa-dewa sebagai manifestasi Sanghyang Widhi. Dewa-dewa inilah yang disimbolkan dengan daun bunga teratai yang mekar tanpa sari.
Agama Hindu merupakan agama dominan di Asia Selatan, terutama di India dan Nepal yang mengandung aneka ragam tradisi. Agama ini meliputi berbagai aliran diantaranya SaiwaWaisnawa, dan Sakta serta suatu pandangan luas akan hukum dan aturan tentang "moralitas sehari-hari" yang berdasar pada karmadarma, dan norma kemasyarakatan. Agama Hindu cenderung seperti himpunan berbagai pandangan filosofis atau intelektual, daripada seperangkat keyakinan yang baku dan seragam.
Seperti yang telah kita ketahui, manusia hidup bukan untuk saling bermusuhan. Melainkan, kita hidup di dunia ini harus saling berbuat baik, tolong mnrolong antar sesama umat manusia, dan sikap terpuji lainnya.
Berkaitan dengan tugas persahabatan ini, penulis memilih umat hindu di cinere sebagai tujuan inti dari persahabatan ini. Karena, bagi penulis keindahan yang ada di Pura Amertha Jati ini terlihat menarik untuk dikaji. Oleh sebab itulah, pasti orang-orang yang yang ada di sekitar pun pasti lebih indah seperti indahnya bangunan tempat ibadah mereka.
Menurut pandangan masyarakat Hindu cinere pun, Pura memiliki fungsi tersendiri dalam kegiatan-kegiatan yang memang itu adalah suatu kebutuhan dan keharusan untuk masyrakat Hindu tersebut. Seperti halnya, fungsi dalam kegiatan keagamaan, pendidikan, fungsi etika, fungsi moral, dan juga fungsi estetika Pura tersebut.
Dalam argumennya tentang alam, mereka menganggap bahwa mereka melakukan ritual pemujaan bukan hanya untuk manusia itu sendiri. Melainkan mereka melakukan itu juga untuk hal-hal yang bersifat ghaib (setan, jin,dll), lalu untuk alam semesta, pepohonan, hewan. Menurut mereka, mereka juga patut di doakan, karena mereka juga sama-sama makhluk yang diciptakan oleh Tuhan.

  1. Rencana Kegiatan
Dalam tugas roject persahabatan ini, rencananya :
  1. Kami akan melakukan wawancara (perkenalan) terlebih dahulu dengan pengempon Pura tersebut, sebagai langkah awal persahabatan.
  2. Kami mengadakan pertemuan dan melakukan diskusi baik pihak pengempon, pengurus, maupun masyarakat yang ada di Pura tersebut.
  3. Kami melakukan pengenalan tentang Bangunan Pura, dan fungsi masing-masing tempat yang ada di Pura.
  4. Mengadakan pertemuan dan perkenalan dengan pemuda/i di Pura tersebut.
  5. Membuat video persahabatan dengan pihak-pihak yang terlibat dengan Pura tersebut

  
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
  1. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Project Persahabatan ini akan dilakukan di Pura Amertha Jati- Cinere. Kegiatan ini dilakukan agar kami dapat mambangun persahabatan dengan Agama Hindu.

  1. Waktu dan Tempat kegiatan
  1. Hari/Tanggal :
  • Sabtu, 1 April 2017
  • Jumat, 14 April 2017
  • Senin, 24 April 2017
  1. Tempat : Pura Amertha Jati Cinere, Jl. Punak, Pangkalan Jati, Cinere, Kota Depok, Jawa Barat 16514

  1. Hasil Kegiatan
  1. SEJARAH SINGKAT PURA AMERTHA JATI
C:\Users\ACER E1\Documents\Mala (semester 4)\agama Hindu\tugas penelitian\gerbang depan.JPG
Gambar 1.1 Nistaning Mandala
Setelah peristiwa G30S/PKI, pada saat itu Suharto menginginkan setiap komplek TNI  baik AL, AS, AU harus ada tempat-tempat persembahyangan berupa Masjid, Pura dan Gereja. Tujuannya adalah untuk saling mengerti dan saling bertoleransi antar umat beragama.
Pada awalnya tempat untuk mendirikan pura ini adalah di lokasi yang memang berdekatan dengan masjid dan gereja. Namun, menurut pandangan orang bali tempat itu terlalu bagus jika didirikan sebuah pura. Maka dari itulah mereka memilih tempat yang lokasinya di jalan Punak, dahulu adalah sebuah rawa, hutan rimba dan tempat yang kotor. Menurutnya, tempat yang bagus adalah tempat yang diawali dengan tempat yang jelek.
Pada tanggal 3 Juli 1985 inilah, berdirinya Pura Amertha Jati dengan surat izin yang deberikan oleh AL.
  1. TENTANG BANGUNAN PURA AMERTHA JATI
Bangunan
C:\Users\ACER E1\Documents\Bluetooth Folder\IMG_20170424_112028_HDR_1493039967359.jpg
Luas Bangunan bagian dalam : 2500 m2
Luas bangunan bagian luar : 1227 m2
Nama-nama Tempat dalam Pura
  1. Nistaning Mandala
C:\Users\ACER E1\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG-20170509-WA0054.jpg
Adalah halaman utama pura. Bisa digunakan untuk tempat parkir dan sebagainya.
  1. Mandalaning Madya Yaitu latar atau bagian tengah pura
  • Wantilan (tempat ganti pakaian, atau tempat bergantian orang2 yang akan melakukan sembahyang)
  • Gedung muhasabah (gedung untuk sekolah, terdapat  1-6 kamar (kelas).

  1. Utamaning Madya Yaitu tempat persembahyangan yang ada di pura
  1. Bagian luar
  • Qori Agung ( Pintu untuk keluar masuk saat akan melakukan ritual (sembahyang). Pintu ini hanya khusus untuk umat hindu saja. Untuk orang-orang biasa melewati pintu sebelah kanan (masuk) dan pintu sebelah kiri (keluar).
  1. Bagian dalam

  1. Bale Pepelik
Pepelik sendiri artinya rumit, jadi ini adalah tempat untuk memecahkan masalah atau tempat rapat untuk para dewa. Bale pepelik terletak di bagian dalam utamaning mandala bangunan pura. Kalau kita masuk dari pintu Qori Agung bale ini terletak di samping kiri. Namun, jika kita masuk melewati pintu masuk umum biasa bale ini terletak pas di dekat pintu masuk.

  1. Padmasana : Stana Tuhan
Gambar 1.5 Padmasana atau Stana Tuhan

Padmasana atau biasa disebut dengan Stana Tuhan adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu terutama Hindu di Indonesia. Padmasana terdiri dari dua kata yaitu “Padma” yang artinya adalah bunga teratai, atau bathin, atau juga pusat. Dan “Sana” artinya sikap duduk, tuntunan, atau nasehat, atau perintah. Maksudnya yaitu Padmasana adalah tempat duduk dari teratai merah sebagai stana suci Tuhan Yang Maha Esa. Bunga teratai ini adalah simbol dewa-dewa dan Sang Hyang Widhi. Padmasana ini letaknya disamping kiri setelah bale pepelik.
  1. Bale Penglurah
Penglurah asal katanya adalah “Lurah” yang artinya adalah pembantu. Menurut penjelasan dari bapa Ide Bagus S sendiri pengrurah ini adalah tempat untuk penjagaan. Yaitu penjagaan untuk para dewa dan dewata. Kain yang terdapat dalam bale ini fungsinya hanya sebagai untuk keindahan. Letaknya di sebelah Padmasana.
  1. Taman Sari
Taman Sari adalah Tempat Mandi untuk para dewa. Taman sari juga biasanya digunakan untuk sembahyang dan bersemedi oleh umat Hindu  tersebut.
  1. Bale Penyimpanan adalah tempat untuk penyimpanan barang-barang suci
  2. Bale Pawedan adalah tempat Pandhita (Imam)
  3. Bale Panjang ialah tempat untuk sembahyang jika saat hujan dan tempat untuk rapat umat Hindu
  4. Bale Petirtan adalah tempat air suci
  5. Bale Pawedan Pinandhita
  1. KEGIATAN PURA
  1. Kegiatan Umum
Melakukakan serangkaian acara yang berkaitan dengan agama Hindu
  • Hari Raya Nyepi (dilakukan 1 tahun 1 kali) : ritual tanggal 27 maret 2017- hari raya tanggal 28 Maret 2017
  • Galungan (Hari Kemenangan) : 5 April 2017
  • Kuningan : 15 April 2017
  • Upacara purnama (Bulan Besar) : 11 April 2017
  • Upacara Tilem (Bulan Mati) : 25 April 2017
  • Dharmasanti Nasional (Halal Bi Halal) : 22 April 2017
  • Pagar wesi : 30 Agustus 2017
  1. Kegiatan Organisasi Pemuda/i
  • Membuat Kwangen
C:\Users\ACER E1\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG-20170512-WA0019.jpg
Gambar 1.8 Membuat Kwangen
www.hasildokumentasisahabatpura/
Kwangen adalah sarana untuk malakukan persembahyangan. Kegiatan ini dilakukan oleh pemuda pemudi Pura Amertha. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada hari Sabtu Malam Minggu.
  • Berjualan
Kegiatan ini dilakukan di hari Minggu dan kegiatan ini dilakukan guna menambah dana kas organisasi tersebut.
  • Latihan Gamelan Bali
C:\Users\ACER E1\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG-20170512-WA0020.jpg
Gambar 1.9 Latihan Beleganjur
www.hasildokumentasisahabatpura/
Dalam pelatihan gamelan ini jadwalnya tidak menentu. Karena latihan ini tergantung pada pelatihnya. Namun, yang pastinya mereka berlatih untuk setiap minggunya. Latihan ini merupakan bentuk kegiatan organisasi pemuda di Pura Amertha Jati.
  • Ngayah di setiap odangan pura (Kerja Bakti)
  • Tirtha yatra, kunjungan ke tempat-tempat suci
  1. FUNGSI PURA AMERTHA JATI
  1. Pura adalah sebagai Dewa Pratista dan juga sebagai Atma Pratista, artinya pura adalah tempat pemujaan dewa dan juga tempat pemujaan atma (roh suci). Mpu Kuturan menekankan pada pemujaan kepada dewa-dewa sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena pada waktu itu daya nalar dari umat relatif rendah.
  2. Walaupun Ida Sang Hyang Widhi Wasa Wyapi Wyapaka dan Nirwikara, tetapi Mpu Kuturan melakukan pengembangan fungsi Pura agar lebih mudah menghayati kehadiranNya, dimana pura disamping sebagai tempat penghayatan dan persembahyangan, maka pure adalah juga tempat untuk berkesenian; tempat berbudaya ; tempat bersosial dan sebagainya.
  3. Bali disimbolkan sebagai proyeksi alam semetsa, atau padma (lambang) alam semesta yang disebut dengan Padma Buana atau Padma Bumi. Oleh karenanya, Mpu Kuturan mengembangkan cara bagaimana cara membangun pura; cara melaksanakan pedagingan pilinggih; membangun Gedong; membangun  beberapa pura dengan konsep Rwa Bhineda ; komsep catur loka pala; konsep Kahyangan Jagat; konsep kahyangan tiga pada setiap desa, dll.

Fungsi Pura dalam kegiatan masyarakat hindu cinere
  1. Fungsi Keagamaan
Pandangan  masyarakat Hindu di daerah Cinere tentang kesucian yang berhubungan dengan sukla dan lungsuran. Yang dimaksud dengan Sukla adalah sesuatu yang masih baru,  tidak tercemar. Agama Hindu sangat kaya akan makna dengan aneka ritual hal ini didefinisikan dengan suatu bentuk upacara atau perayaan  yang berhubungan dengan beberapa kepercayaan atau agama dengan ditandai oleh sifat khusus yang menimbulkan rasa hormat yang luhur yang merupakan suatu pengalaman yang suci.
Pengalaman ini merupakan sesuatu yang disebut dengan suci adalah yang belum dipersembahkan dan ditempatkan pada tempat yang dipandang suci pula. seperti halnya tirtha (air suci) dan seluruh sarana sesajen dari kelengkapan persembahyangan lainnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan Lungsuran  adalah kebalikan dari pengertian sukla, yakni sarana persembahyangan atau sesajen yang telah dipersembahkan. Oleh sebab itu memiliki sifat sisa dan dapat ditempatkan dibawah dan bisa dinikmati. Konsepsi masyarakat hindu secara umum tentang kesucian tidak hanya dalam konteks semata seperti yang diuraikan diatas.
Kesucian bagi masyarakat Hindu adalah kebutuhan dalam rangka untuk berkomunikasi dengan TuhanYang Maha Esa secara terus-menerus karena asal mula dari Tuhan danakan berlangsung atas kehendak Tuhan juga serta akan kembali keasalnya yaituTuhan.
  1. Fungsi Pendidikan
Pura selain digunakan untuk kegiatan sosial keagamaan jugadigunakan untuk kegiatan pendidikan  yang memang nantinya menjadi tempat untuk menimba ilmu bagi generasi yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan lingkungan,  muncul wacana untuk menjadikan pura bukan saja sebagai tempat memuja Tuhan dalam berbagai manifestasinya. Tetapi juga sebagai tempat melakukan pendidikan.
Hal ini dilakukan karena pertama, suasana pura yang Religius-Magis akan memberikan suasana belajar yang juga religius. sehingga komuunkasi antara instruktur dan peserta didik akan berjalan tulus dan terbuka. Suasana ini lebih menjamin transformasi pengetahuan secara lebih efektif. Kedua, suasana lingkungan pura akan mendorong diskusi dan transformasi nilai yang terkait dengan norma, etika, kebenaran, kebaikan, moral, dan sebagainya. Dengan demikian pendidikan di pura akan menjadi suplemen atau komplementaritas dari pendidikan di sekolah yang sudah mempunyai kurikulum yang ketat. Ketiga, dengan adanya aktivitas pendidikan di pura, akan ada upaya pemeliharaan kebersihan pura secara continue.
Berbagai fasilitas nonsakral dari pura.seperti wantilan, toilet dan sebagainya. Akan lebih terawat dibandingkan kalau pura hanya dikunjungi pada saat piodalan. Dan juga tidak kalah pentingnya, dengan adanya aktivitas pendidikan di pura, berbagai aktivitas yang berkonotasi negatif seperti kebiasaan mengadakan tajen atau sabungan ayam, ataupun berbagai bentuk jui lainnya di areal pura, mungkin perlahan-lahan akan lebih mudah dapat dikurangi.  
  1. Fungsi Etika dan Moralitas
Tujuan dari etika Hindu ini adalah untuk menyadari  keberadaan diri kita yang sebenarnya,sehingga kesadaran akan diri sejati untuk menginsyafi akan adanya Brahman yang kekal sebagai tujuan utama dari penjelmaan dengan badan manusia keduni ini. Hal ini dipertegas dalam KitabSarasamuccaya sloka 2 bahwa “Diantara semua makhluk hidup yang dilahirkan sebagai manusia adalah makhluk yang utama ".
Selanjutnya, etika Hindu ini diarahkan untuk tujuan-tujuan yang positif, sehingga energi tidak terbuang untuk pengejaran yang tidak bermanfaat. Dengan terkendalinya energi yang positif ini maka, akan meningkatkan evolusi intelektual dan spiritual dengan selalu berpedoman pada Dharma. Dan dharma inilah yang sangat dibutuhkan untuk keseimbangan pikiran agar dalam bertindak tidak mementingkan diri sendiri dan tidak selalu mengharapkan hasil, hal ini dijelaskan dalam Bhagavad-Gita 2.51 menyatakan bahwa : " Orang bijaksana yang telah menyatukan kecerdasannya dengan bersifat ilahi, dengan melepaskan hasil dari kegiatan yang diakukannya dan terbebas dari belenggu kelahiran kembali serta mencapai keadaan yang tanpa penderitaan lagi".
  1. Fungsi Estetika
Keterkaitannya dengan peneitian yang dilakukan di Pura Amertha Jati ini bahwa keberadaannya ini mempunyai sebuah makna tentang nilai keindahan yang didalmnya mempunyai simbol yang mempunyai arti terdalam.
  1. Sistematika Penulisan
BAB I : Berisi tentang bagaimana permasalahan yang melatar belakangi kegiatan ini dan rencana kegiatan yang akan dilakukan.
BAB II : Berisi tentang pelaksaan kegiatan dari mulai deskripsi kegiatan, lokasi kegiatan, uraian tentang hasil kegiatan.
BAB III : Berisi penutup yakni kesimpulan, saran dan refleksi dari masing-masing anggota.

  1. Pihak-pihak Yang Dilibatkan
  1. Pengempon Pure : Made Mas
  2. Wakil Pengenmpon : Ir. Drs. I. Nyoman Laba, BE, SE, Msi
  3. Perantara : Bapak Ide Bagus
  4. Ketua Organisasi Pemuda : I Putu Hendrawan Putra
  5. Wakil Ketua : I Made Purna Sukrisna
  6. Sekretaris : Nyoman Dinda
  7. Humas : Ni Putu Listiyani



BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari laporan ini adalah :
  1. Pura adalah tempat beribadah untuk umat Hindu.
  2. Pura menurut umat Hindu memiliki fungsi sebagai berikut :
  • Tempat pemujaan terhadap dewa-dewa
  • Melakukan ritual peribadatan
  • Fungsi pendidikan seperti sekolah
  • Fungsi etika dan moralitas
  • Fungsi estetika
  1. Kegiatan di pure selama melakukan project persahabatan adalah hari raya nyepi, purnama, tilem, galungan, kuningan dan dharma shanti.
  2. Kegiatan para pemudanya meliputi, ngayah, membuat kwangen, penggalangan dana, dan pelatihan lainnya.
  3. Dengan adanya tugas ini penulis menyimpulkan bahwa kegiatan ini sangat membantu pemahaman tentang bagaimana agama Hindu baik dari segi kebiasaannya, ajarannya dll.
  1. SARAN
Dari kegiatan ini penulis memberikan saran supaya :
  1. Untuk semua pihak, seharusnya tugas persahabatan ini tidak hanya dilakukan dengan agama Hindu saja.
  2. Dengan adanya tugas ini bukan berarti penulis tidak memiliki pendirian dengan agam sendiri. Namun, penulis hanya tidak ingin bersikap fanatik sehingga ada jarak antara kita dengan agama lain. Dengan adanya tugas ini menjadikan motivasi bagi penulis untuk lebih meningkatkan kualitas imannya terhadap Allah SWT.
  3. Tugas persahabatan ini hendaknya menjadi pemersatu anatara umat agama yang satu dengan yang lainnya.
  4. Sebagai umat yang beragama seharusnya kita saling menjaga kerukunan hidup antar umat beragama, hal ini diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis, aman, nyaman, damai tanpa adanya perselisihan.

  1. REFLEKSI ANGGOTA
Ikhwatun Muamalah :
Dari penelitian ini, sayamerasa bahwa saya harus mengalahkan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
Pada awal perjalanan saat saya mendapat tugas saya bersemangat untuk melakukannya, namun saat itu saya merasa putus asa karena Pura (Rempoa) yang menjadi tujuan awal project ini juga menjadi pilihan teman kelompok lain.
Dan akhirnya, saya memutuskan untuk mencari Pura dan komunitas umat Hindu yang lain. Sebagai langkahnya saya harus membuat konsep baru untuk melakukan tugas ini. Sehingga akhirnya saya memilih Pura beserta komunitasnya di Komplek TNI AL di daerah Cinere –Depok yaitu Pura Amertha Jati.
Persahabatan saya dimulai dengan mencari pengempon Pura dan mulai mewawancarai dan menceritakan tugas saya ini. Selanjutnya saya akan melakukan wawancara kembali dengan organisasi yang ada di Pura tersebut, mengadakan diskusi dan pertemuan, dan mengikuti kegiatan mereka.
Dalam pandangan masyarakat Hindu Cinere, mereka menjadikan Pura memiliki fungsi tidak hanya untuk ritual persembahyangan atau pemujaan terhadap dewa, namun juga untuk melakukan pendidikan. Dari mulai pemikirannya tentang Tuhan, alam semesta dan yang lainnya itu menjadikan sebuah wawasan bagi saya tentang agama Hindu.
Kesan saya, saya merasasangat senang. Karena dalam pembuatan tugas ini mereka memberikan apresiasi dan dukungan agar mendapatkan hasil yanng terbaik. Begitupun dengan wakil pengempon Pura tersebut yang memberikan keepercayaan kepada saya dengan meminjamkan buku Pura tersebut untuk mempermudah dalam pembuatan laporan ini.
Syifaul Khusna :
Dalam menyelesaikan tugas matakuliah agama Hindu ini, saya mengalami berbagai hal, mulai dari pencarian data, survei pura, melakukan wawancara serta menyaksikan kegiatan keagamaan pemeluk agama tersebut.
Banyak keterbasan yang dimiliki,selain transport yang kadang menghambat karena jarak anatara Ciputat-Depok yang tidak bisa dilalui dengan transportasi umum seperti angkutan antar kota, sehingga harus mengatur jadwal untuk bisa melakukan observasi.
Akhirnya dengan mengadakan pertemuan , saya dapat menyimpulkan data yang sesuai dengan tugas matakuliah agama Hindu dengan semestinya. Bapak Ide Bagus, yang telah membimbing dan menemani dalam menjelajahi tempat ibadah yang ada di Pura serta dalam menjelaskan tentang sejarah Pura sangatlah terbuka, sehingga antara pengurus dan saya khususnya merasa nyaman satu dengan yang lain, apalagi baground pak Ide Bagus yang notabenenya seorang perbandingan agama yang mahir dalam semua bidang agama, membuat saya yakin bahwa perbedaan adalah karya.



DAFTAR PUSTAKA

Hasil wawancara pribadi dengan :
  • Bapak Nyoman Mastra
  • Bapak Ide Bagus S
  • Putu Hendrawan Putra
  • Made Purna Sukrisna

Buku “Pembangunan Pura Amertha Jati dan Pembinaan Suka Dukha Hindu Dharma Banjar Jakarta Selatan”.
Buku “Bendel Surat Yang Berkaitan Dengan Pembangunan Pura Amertha Jati”.


LAMPIRAN
KETERANGAN
  1. Sebagian Narasi terdapat dalam video 1 dan 2. Dua video tersebut merupakan gabungan dari beberapa video. Video 1 terdapat 4 video digabung menjadi 1, video 2 terdapat  6 video digabungkan menjadi 1.
  2. Video 1 menjelaskan tentang bagaimana pengenalan bagian-bagian pura oleh Bapak Ida Bagus S. Berisi tentang pengenalan bagian dan fungsi perbagian pura tersebut.
  3. Video 2 menjelaskan tentang latihan Gamelan Bali Beleganjur. Latihan ini dilakukan oleh pemudanya yang memang gamelan tersebut merupakan salah satu kegiatan organisasi pemuda.
  4. Video 3 berisi tentang dokumentasi foto-foto yang dijadikan menjadi video foto. Video foto tersebut merupakan sebagian dari kegiatan kami selama melakukan tugas project persahabatan ini. Dari mulai hari pertama hingga hari terakhir pertemuan dengan umat Hindu.
  5. Persahabatan ini berlangsung hingga sekarang, persahabatan ini tidak semata-mata hal yang dibuat-buat supaya terlihat seperti persahabatan. Namun, persahabatan ini murni hasil perkenalan hingga menjadi sahabat yang sesungguhnya. Karena, sampai detik ini pun kami selalu memberi kabar, dan belajar bersama tentang pura walaupun lewat pesan Wa dan aplikasi telepon.
  6. Dalam laporan ini hanya sebagian dokumentasi yang disertakan. Selebihnya semua dokumentasi ada di video dan di video foto.
Gambar 2.1 Bapak Nyoman dan Bapak Bagus

Foto bersama dengan Bapak Nyoman Mastra selaku pengempon pure dan Bapak bagus selaku pengurus sekaligus perantara dari bapak Nyoman. Bapak Nyoman di sebelah kiri saya dan bapak bagus di sebelah kanan saya. Foto ini diambil pada saat awal pertemuan kami dan juga awal dari pertemanan kami dengan umat Hindu Cinere.
Foto di gerbang masuk Graha Sabha. Gedung Graha Sabha adalah gedung serba guna biasanya gedung ini digunakan untuk rapat, seminar, pernikahan, dan acara-acara lainnya.
Foto bersama dengan Bapak Bagus di depan Qori Agung. Qori Agung sendiri adalah pintu utama (pintu masuk dan keluar) umat Hindu yang akan melakukan ritual sembahyang. Foto ini diambil saat kami melakukan wawancara mengenai pengenalan pure dengan Bapak Bagus. Tempat dimana kami foto juga dinamakan dengan candi bentar.
Dokumentasi ini menjadi bukti bahwa kami telah menyelesaikan tugas dari dosen sebagai tugas UTS mata kuliah Agama Hindu.
Gambar 2.5 Foto di  depan Qori Agung

Qori Agung ini juga bagian dari madya mandala dan juga merupakan bagian Utama Madya. Karena Qori agung ini memang terletak diantara madya Mandala dan Utama Madya.
Foto ini di ambil di latar Madya Mandala. Madya Mandala adalah bagian kedua pura. Foto-foto ini hanya menjadi bukti bahwa kami telah melakukan tugas project persahabatan.

C:\Users\ACER E1\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG-20170515-WA0013.jpg C:\Users\ACER E1\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_20170414_154052.jpg
Gambar 2.7 Syifaul Husna    Gambar 2.8 Ikhwatun Muamalah
Dokumentasi tersebut diambil di candi Bentar atau di pintu masuk menuju Madya Mandala. Foto-foto ini juga menjadi bukti-bukti kami telah melaksanakan tugas ini.
C:\Users\ACER E1\Documents\Bluetooth Folder\1493074097935.jpg
Gambar 2.9 wawncara dengan Bapak Nyoman

Foto ini menjelaskan tentang wawancara dengan Bapak Nyoman dan temannya. Wawancara ini berisi seputar sejarah Pura Amertha mulai dari segi pembangunan, berdirinya pura dan sejarah-sejarah lainnya yang berkaitan dengan Pura Amertha.
C:\Users\ACER E1\Documents\Bluetooth Folder\1493074087507.jpg
Foto ini diambil pada saat wawancara dengan pengurus organisasi dan Bapak Bagus. Wawancara ini berisi tentang kegiatan-kegiata pemudanya dan kegiatan pura. Kegiatan ibadag Pura biasanya sesuai tanggal-tanggal yang sudah diberi tanda di kalender Hindu. dalam foto ini ada Bapak Bagus, Bang Hendra , Bang Made dan teman-teman lainnya.
C:\Users\ACER E1\Documents\Bluetooth Folder\1493074096134.jpg
Organisasi pemuda di ketuai oleh bang Hendra. Bang hendra menjelaskan seputar gamelan beleganjur, apa saja alat-alatnya, bagaimana memainkannya dan yang lainnya.
C:\Users\ACER E1\Documents\Bluetooth Folder\1493074102348.jpg
Foto ini diambil setelah selesai latihan. Foto ini merupakan salah satu bukti bahwa persahabatan bukanlah tentang apa suku dan agama kita. Namun, persahabatan adalah tentang bagaimana kita saling bertoleransi dan saling berbuat baik.
“PERSAHABATN YANG MEMANG TULUS TIDAK AKAN MENGENAL PERPISAHAN. MUNGKIN JAUH, ATAU HILANG KOMUNIKASI, NAMUN, SAHABAT SEJATI AKAN SELALU HIDUP DI DALAM HATI.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VIDEO PERSAHABATAN

JUDUL         : Video Foto Kegiatan di Pura KARYA         : Ikhwatun Muamalah EDITOR       : Ahmad Nasichin Hudori DURASI       : ...