Senin, 29 Mei 2017

VIDEO AGAMA HINDU 1-5



JUDUL : Video Pembelajaran Agama Hindu (Tri Rna)
KARYA : PUTU DEDE JULIANA
DURASI: 12:45 Menit
SINOPSIS
Tri Rna berasal dari kata Tri yang artinta “tiga” dan Rna artinya “Hutang”. Tri Rna adalah tiga hutang yang dimiliki oleh manusia dan harus dibayar dengan yadnya. Bagian dari Tri Rna adalah Dewa Rna, Pitra Rna, dan Rsi Rna. Hutang yang dibayarkan Dewa Rna adalah dengan melakukan Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya.
Dewa Yadnya adalah korban suci yang tulus ikhlas kehadapan para dewa yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Bhuta Yadnya adalah upacara korban suci yang ditujukan kepada makhluk baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
Pitra Yadnya adalah korban suci yang dilakukan secara tulus dan ikhlas kepada para pitara atau leluhur. Manusa Yadnya adalah korban suci yang ditujukan kepada sesama manusia untuk memperoleh kesucian lahir dan bathin.
Rsi Yadnya adalah korban suci yang dilakukan secara tulus ikhlas kepada para Rsi atau Wiku, karena jasa beliau telah mengajarkan kitab suci serta memberikan tuntutan tata tertib kehidupan beragama kepada umat.
JUDUL    : Video Pembelajaran Teori Masuknya Hindu di Indonesia
KARYA : PUTRI RRA
DURASI : 2:54 Menit
SINOPSIS
Agama Hindu merupakan Agama tertua di Dunia. Agama Hindu tumbuh dan berkembang bersamaan dengan masuknya bangsa Arya dan Dravida di India Kuno. Dalam Agama Hindu mengenal ajaran tentang Tri Murti. Brahmana, Wisnu dan Siwa.
Veda merupakan kitab suci dalam Agama Hindu yang berisi pengetahuan tentang keagamaan dan pemujaan terhadap dewa-dewa. Dalam agama hindu juga dikenal tentang pembagian sistem kasta.
Masuknya Hindu ke Indonesia memiliki beberapa teori diantaranya : Teori Brahmana, Teori Ksatria, Teori Waisya, Teori Sudra dan Teoeri Arus Balik.
JUDUL : Pura Ulun Danu Batur-Bali
KARYA : Gudrun Brandenburg
DURASI : 1:17 Menit
SINOPSIS
           Pura Ulun Danu Batur (juga dikenal sebagai "Pura Ulun Danu," Pura Batur "atau" Pura Bat ") adalah candi terpenting kedua di Bali di Indonesia, setelah Pura Besakih. Dibangun pada tahun 1926, kuil ini didedikasikan untuk Dewi Danu, dewi danau dan sungai. "Ulun Danu" secara harfiah diterjemahkan sebagai "kepala danau".
           Awalnya, Pura Batur dan desa Batur terletak di kaldera di kaki Gunung Batur, sebuah gunung berapi yang aktif. Letusan kekerasan pada tahun 1926 menghancurkan desa dan kuil, kecuali kuil yang paling penting, sebuah meru 11-tier yang didedikasikan untuk Dewi Danu. Penduduk desa pindah ke tepi kaldera tertinggi dan tertua, di mana mereka membangun kembali desa dan bait suci mereka.


JUDUL   : Upacara MAPEPADA WEWALUNGAN di Pura Ulun Batur
KARYA : News Bality
DURASI : 2:44 Menit
SINOPSIS
Serangkaian karya pujawali Ngusaba Kadasa Di Pura Ulun Danu Batur, juga dilaksanakan Upacara Mapepada Wewalungan. Upacara ini merupakan penyucian hewan yang akan digunakan sebagai sarana Upacara, pada Pujawali Ngusaba Kadasa.
Melalui karya ngusaba ini diharapkan jagat Bali pada umumnya akan senantiasa diberikan waranugraha dan keselamatan oleh Ida Bhatara yang berstana di Pura Ulun Danu Batur.

JUDUL : ISTA DEWATA Pura Muncak Sari Penebel Tabanan
KARYA : Program Balitv
DURASI : 23:56 Menit
SINOPSIS
Pura Luhur Muncak Sari terletak di Palemahan Sarin Buana, Banjar Anyar, Desa Sengketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan pada ketinggian 700 Meter diatas permukaan laut. Sepanjang perjalanan menujur desa sengketan akan mendapati pemandangan alam yang sangat indah dan mempesona. Pura ini dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan bermotor atau mobil dari jurusan Denpasar-Penebel.
Pura Luhur Muncak Sari merupakan Pura untuk memohon anugerah dalam hal sumber kehidupan. Pada zaman dahulu bangunan-bangunan atau artefak berfungsi sebagai media pemujaan terhadap roh nenek moyang dan pemujaan terhadap dewa. Keberadaan Pura Luhur Muncak Sari sudah aa sejak zaman dahulu.
Upacara keagamaan yang bersifat rutin yaitu Pujawali atau Piodalan di Pura Luhur Muncak Sari dilaksanakan berdasarkan perhitungan wewagera dan wuku, yaitu setiap buda umanis wuku medangsia dan nyejer selama tiga hari.


Jumat, 26 Mei 2017

Ebook/Jurnal - 5 (Sunari Gama)


Judul                                                :  Penyunting Putu Nugata

Penulis                                             :  Sunarigama

Nama Journal / E.book            :  Penyunting Putu Nugata

Halaman                             :  93

Abstraksi

Manas Puja atau Puja pikiran biasanya dilakukan sebagai bahagian dari laku samadhi hanian. Karena kita tentunya sudah mengerti tentang samadhi sehari-hari, dimana kita akan membuat tahap-tahap itu pada saat ini dengan sangat pendek. Kita akan membuat langkah-langkah samadhi ini agak singkat pada saat ini, tetapi ketika anda duduk untuk laku harian anda maka urut-urutan yang seperti biasanya harus diikuti, dan menghabiskan waktu seperti yang biasa anda lakukan.
Untuk mengenal perkembangan dari agama itu secara tepat dan baik, maka kita harus berusaha mendekati perkembangan sejarah dari Tanah India, yang dimulai dari zaman pra-sejarah sampai zaman-zaman berikutnya. Penyelidikan kita meliputi beberapa aspek, antara lain : penduduk, bahasa yang dipergunakan oleh penduduk tersebut serta aspek lain yang meliputi peninggalannya yang dapat kita lihat sampai sekarang ini serta beberapa keyakinan yang timbul sejak mula sampai saat ini.

Sunari Gama Buku ini menjelaskan tentang keseluruhan dalam agama Hindu. pada bab I menejalaskan tentang India pada zaman kuno. dijelaskan bahwa Agama Hindu berasal dari Tanah india. untuk mengenal perkembangan dari agama itu secara tepat dan baik, maka kita harus berusaha mendekati perkembangan sejarah dari Tanah India, yang dimulai dari zaman pra-sejarah sampai zaman-zaman berikutnya. penyelidikan buku ini meliputi beberapa aspek , anatara lain tentang : Penduduk, bahasa yang dipergunakan oleh penduduk tersebut serta aspek lain yang meliputi peninggalannya yang dapat kita lihat sampai sekarang ini serta beberapa keyakinan yang timbul sejak mula sampai saat ini. pada bab II menjelaskan tentang Zaman Turunnya Wahyu Weda. dijelaskan bahwa perkiraan waktu turunnya wahyu itu adalah antara tahun 1500 s/d 1000 SM. penerima wahyu itu adalah para Rasul dari bangsa Arya yang disebut sebagai Maharesi. Bab III menjelaskan tentang Zaman penguasaan kaum Brahmana. Bab selanjutnya tentang Zaman Aranyaka dan Zaman Upanishad. terdapat bab tentang zaman Hinduisme dan sebagainya.

Ebook/Modul - 4 (Agama Hindu)


Judul                                                :  MODUL PENDIDIKAN AGAMA HINDU Untuk SMA dan SMK Kelas X Semester 1

Penulis                                 :  Ni Made Adnyani, S.Ag (NIP. 19850802 200903 2 008)

Nama Journal / E.book            :  Pendidikan Agama Hindu

Halaman                             :  81

Abstraksi

Modul ini akan menguraikan sejarah perkembangan Agama Hindu pada Zaman Veda, Zaman Brahmana, Zaman Upanisad, dan Zaman Wiracarita, perkembangan agama Hindu di beberapa negara seperti Mesir, Mexico, California dan negara – negara di Asia Tenggara.
Sejarah perkembangan agama Hindu di India dapat kita ketahui dari kitab-kitab suci Hindu yang terhimpun dalam Weda Sruti, Weda Smrti, Upanisad, Itihasa, Purana dan yang lainnya. Selain susastra tersebut, sejarah Hindu juga dapat diketahui pada peninggalan kuno seperti : arca Siwanataraja, meterai berlukiskan burung elang, materai bergambar orang duduk bersila, bekas rumah pemukiman yang tertata dengan baik, Latra, jalan yang lebar, saluran air yang dalam dan lebar, sandal yang terbuat dari bahan kaca, Arca Teracota yang menggambarkan tokoh spiritual, dan lain - lain.
Berdasarkan penemuan peninggalan-peninggalan tersebut membuktikan bahwa perkembangan agama Hindu di India, berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang.
Modul Pendidikan Agama Hindu untuk SMA dan SMK Bab I tentang sejarah agama Hindu. pada bab II tentang Nitisastra (kepemimpinan Hindu). kepemimpinan dalam susastra hindu sebagai berikut : Catur Kotamaning Nrpati, Tri Upaya Sandhi, Asta Bratha, Sad Upaya Guna. pembelajaran selanjutnya yaitu tentang Yajna (Persembahyangan).pembelajaran yang terakhir tentang Hari Suci

Ebook - 3 ( Agama Hindu)


Judul                                                :  Agama Hindu dan Ajaran-ajarannya

Penulis                                             :  Khotimah

Nama Journal / E.book            :  Agama Hindu

Halaman                             :  144

Abstraksi

Buku ini berisi tentang sejarah agama Hindu dan ajaran-ajarannya yang pebertujuan untuk mengetahui secara ilmiah tentang uraian-uraian sejarah dan juga ajaran nya. Pada substansinya buku ini mengulas tentang agama Hindu secara objektif dengan memaparkan apa adanya sesuai dengan referensi yang ada baik yang ditulis oleh orang Dalam umat Hindu sendiri ataupun non Hindu.
agama Hindu mengajarkan salam persaudaraan dengan ucapan“Om Swastyastu” salam ini dapat juga digunakan untuk memulai dan mengakhiri setiap kegiatan. Namun khusus untuk mengakhiri suatu kegiatan dapat pula diucapkan “Om Santi, Santi, Om “yang artinya “Semoga Damai”
Agama Hindu dan Ajaran-Ajarannya Bab I tentang Sejarah Agama Hindu, yang menjelaskan tentang Bangsa Dravida dan Arya, Tiga Periode Perkembangan Agama Hindu, dan Kitab Suci Agama Hindu. Bab II tentang Ajaran-Ajaran dalam Agama Hindu : Makna Om Swastyastu, Konsep Ketuhanan trimurti, Penyembahan Kepada Sang Hyang Widhi, Makna dan Pelaksanaan Yadnya, Catur Marga Yoga, Ajaran tentang Dewa, dan Sembahyang dalam Agama Hindu. Bab III tentang Panca Srada, yaitu Pengertian Panca Srada dan Isi dari Panca Srada. Bab IV tetang Sekte-sekte dan Upacara . Baik gerakan keagamaannya , upacara Keagamaannya, dan Hari-hari Besar dalam Hindu.

Ebook - 2 (Agama Hindu)


Judul                                                :  Awal danPerkembangan Agama Hindu dan budha

Penulis                                             :  78

Nama Journal / E.book            :  Pendidikan Agama Hindu

Halaman                             :  19

Abstraksi

Pada zaman India kuno, terdapat kota Mohenjodaro yang letaknya di tepi sungai Indus bagian selatan (300 mil daripantai), dan Harappa yang letaknya 400 mil daripantai. Penghuninya adalah bangsa Dravida dengan ciri-ciri tubuh pendek, hidung pesek, rambut keriting hitam, dan kulit berwarna hitam.
Teori masuknya agama Hindu-Buddha keIndonesia:
1.Teori Kolonisasi
2.Brahmana(JC. Van Leur)
3.TeoriKsatria(CC Berg, Mookerji, JL Moens)
4.TeoriWaisya(NJ. Krom)
5.TeoriSudra

6.TeoriNasional/ArusBalik(M. Yamin, FDK. Bosch)).

ebook/jurnal - 1


Judul                                      :  Penataan Lingkungan Pura Muncak Sari Desa Sangketan, Penebel, Tabanan

Penulis                                                :
1.      IR. I WAYAN SUKERAYASA (196411031991031001)
2.      IR. I NYOMAN SURATA, MT. (195310301986011001)
3.      IR. I NENGAH LANUS, MT (195708181986031003)
4.      DR. IR. I NYOMAN SUTARJA, MS. (195803051986011001)
5.      DR. IR. IDA BAGUS ALIT SWAMARDIKA, MERG. (196612181994031001)
6.      IR. I WAYAN ARTA WIJAYA, MERG., MT (196603131993031001)

Nama Journal / E.book        :  Pura Luhur Muncak Sari
Halaman                                 :  17
Abstraksi

Pura Luhur Muncaksari, Pura ini oleh masyarakat pengempon pura bernama Pura Luhur Muncaksari. Menurut perjalanan, Pura Luhur Muncaksari bernama Bedugul Gumi. Yang pada saat itu bangunan itu terdiri dari batu ( berupa bebaturan ). Disebut Bedugul gumi karena yang distanakan /dimuliakan ditempat ini adalah manefestasi Ida Sanghyang Widhi Wasa sebagai sedahan Agung, yang berfungsi sebagai sumber kemakmuran dan kesejahtraan alam semesta beserta isinya. Dalam perkembangan berikutnya pada saat pengklasiran dilakukan pada zaman Belanda tempat ini bernama Puncaksari. Namun dalam keseharian masyarakat menyebut atau memberi sebutan Muncaksari. Bunyi Puncak sering diidentikkan dengan muncak yang artinya sama. Sehingga sampai saat ini nama yang dipakai oleh masyarakat adalah Pura Luhur “Muncaksari “.

Jurnal ini menjelaskan tentang laporan pengabdian masyarakat di Pura Muncak Sari. Disini dijelaskan tentang sejarah Pura dan sebagainya. Nama Pura Luhur Muncak Sari sendiri menurut perjalanannya atau sejarahnya bernama Bedugul Gumi. Disebut Bedugul Gumi karena yang distanakan atau dimuliakan di tempat ini adalah manefestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai sedahan agung, yang berfungsi sebagai sumber kemakmuran dan kesejahteraan alam semesta beserta isinya. lalu pada perkembangan selanjutnya barulah dinamakan Puncak Sari. selain menjelaskan tentang sejarah juga menjelaskan tentang sejarah pembangunan dan menjelaskan tentang seisi bangunan pura.

PURA LUHUR MUNCAK SARI - TABANAN

BAB I
PENDAHULUAN
Pura Muncak Sari tertelak tepat di kaki gunung Batukaru, tepatnya di Banjar Anyar, Desa Sangketan, Kecamatan Penebel. Suasana alamnya begitu pingit, konon banyak orang yang percaya bahwa pura ini bisa mempertemukan pasangan, makanya Pura Muncak Sari sering di sebut Pura jodoh oleh pemedeknya. Bertepatan dengan Pujawali pura, Buda Umanis, (29/12) lalu, pura dipadati pamedek yang datang dari berbagai daerah untuk menghaturkan sembah.
Pura yang mempunyai luas 5 ha ini dikelilingi oleh hutan belantara. Berdasarkan cerita secara turun temurun, Pura Mucak Sari konon ditemukan oleh Pan Rumrum pada jaman enteg Bali, yaitu di saat jaman kerajaan Tabanan masih berjaya dan belum ada penjajahan.
Pada awalnya Pan Rumrum yang berasal dari Desa Puluk-Puluk, Penebel, Tabanan, bersama anak dan tetangganya mencari rotan di hutan untuk membangun rumah. Setelah mendapatkan rotan, tiba-tiba ada hujan lebat disertai angin dan kabut tebal, beliau beserta anak dan tetangganya tidak mengetahui jalan pulang karena diselimuti oleh kabut. Akhirnya Pan Rumrum memohon maaf karena tidak minta ijin mengambil rotan dan berjanji akan menghaturkan banten dan menjaga pelinggih bebaturan (berupa batu) yang ada disana, jika dia selamat kembali ke rumah, tidak lama setelah itu hujan, angin dan kabut hilang dan beliaupun bisa kembali pulang.
Untuk lebih jelasnya mengenai Pura Munca Sari ini, akan kami paparkan di pembahasan makalah ini.







BAB II
PEMBAHASAN
  1. PURA LUHUR MUNCAK SARI - TABANAN
Pura Pucaksari terletak di Desa peninjoan yang beriklim sejuk karena letaknya berada di ketinggian. Dari pura ini terlihat pemandangan khas Bali yakni Pantai Selatan Bali sejauh mata memandang. Ketika fajar keluar dari peraduannya, maka akan terlihat matahari terbit dari balik Gunung Agung yang dipercayai memiliki daya magis. Dari puncak bukit lihatlah betapa halaman rumah desa yang terpencar di lembah dan bukit melengkapi alam sekelilingnya, seolah-olah merupakan bagian dari semua ini.[1]
  1. Memancarkan Air Empat Warna
Pura Pucaksari seringkali dikunjungi oleh tokoh-tokoh supranatural untuk melakukan semedhi atau memohon kedigdayaan. Sementara oleh masyarakat sekitar pura ini dianggap sebagai kahyangan untuk memohon segala keberkahan dan kesejahteraan, meminta hasil panen yang baik, dan yang terpenting dan unik dikenal untuk melukat dengan empat mata air panas suci, yakni Toya Emas, Selaka, Tembaga, dan Besi.[2]
Pura Pucaksari diyakini begitu kuat aura magisnya karena keberadaanya yang jauh dari keramaian, berada di tanah tegal yang tinggi dan rimbun seperti alas, dipagari oleh pepohonan besar dan dikelilingi pesawahan khas Bali. Jika melihat dari malam hari maka seluruh daratan selatan Bali akan terlihat dari pura ini dimana lampu yang berkelip, desiran angin, suara binatang malam yang membuat suasana pura semakin angker.[3]
Setelah ditelusuri ternyata Pura Luhur ini diempon oleh keturunan Pasek Kayu Selem. Menurut Pan Indra yang merupakan pemangku pura menuturkan kisah keberadaan Pura Luhur Pucak Taman Sari, dimulai dari leluhurnya yang sejak kecil mengabdi kepada Raja Tabanan, sebagai parekan sayang raja, kemudian setelah dewasa mohon pamit sebagai abdi akan kembali ke kampungnya mencari jodoh. Karena sudah sekian lama menjadi abdi yang setia, kemudian raja mengumpulkan para selirnya, Ki Pasek dipersilahkan memilih salah satu selir raja. Dengan rasa canggung Ki Pasek memilh salah satu selir, ternyata selir tersebut sedang hamil.
  1. Suara Genta yang Ghaib
Saking angkernya di pura ini seringkali terjadi hal-hal yang unik dan menyeramkan. Sekitar tahun 1960-an saat terjadinya pergolakan partai, waktu Sesuhunan Pura Luhur Pucak Sari Bugbugan lunga ke Beji, setelah selesai upacara di Ratu Nyoman Alit, umat bermaksud sesuhunan tidak dimampirkan ke Pura Luhur Pucak Taman Sari. Para pengiring pembawa Bandrang, Payung Pagut, Rontek, pemangku, pengiring sudah berada di jalan besar (jaraknya kurang lebih 500 m), setelah berbaris di jalan besar, baru disadari ternyata ampilan sesuhunan tidak ada.[4]
  1. Lokasi
Pura Luhur Pucak Taman Sari yang memiliki aura magis yang sangat kental tepatnya berada di wilayah Banjar Anyar, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan.
  1. CERITA RAKYAT
Pura yang mempunyai luas 5 ha ini dikelilingi oleh hutan belantara, Pura Mucak Sari ditemukan oleh Pan Rumrum pada jaman enteg Bali, yaitu disaat jaman kerajaan Tabanan masih berjaya dan belum ada penjajahan. ” Memang tanggal pastinya tidak ada yang tau, ” tutur Made Sukarya, salah satu pemangku di Pura Muncak Sari.
Made Sukarya yang juga menantu Mangku Gede Muncak Sari, menuturkan bahwa pada awalnya Pan Rumrum yang berasal dari Desa Puluk-Puluk, Penebel, Tabanan, bersama anak dan tetangganya mencari rotan di hutan untuk membangun rumah. Setelah mendapatkan rotan, tiba-tiba ada hujan lebat disertai angin dan kabut tebal, beliau beserta anak dan tetangganya tidak mengetahui jalan pulang karena diselimuti oleh kabut. Akhirnya Pan Rumrum memohon maaf karena tidak minta ijin mengambil rotan dan berjanji akan menghaturkan banten dan menjaga pelinggih bebaturan (berupa batu) yang ada disana, jika dia selamat kembali ke rumah, tidak lama setelah itu hujan, angin dan kabut hilang dan beliaupun bisa kembali pulang.[5]
Karena sudah berjanji seperti itu, akhirnya Pan Rumrum setiap 6 bulan menghaturkan banten dipelinggih bebaturan itu yang sekarang menjadi Pura Muncak Sari, beliaupun menjadi juru sapuh di tempat itu. ”Sebelum nama Muncak Sari, saat dulu masih pelinggih bebaturan bernama Bedugul Gumi, karena dipercaya yang bersatana adalah Sedahan Agung, yang memberikan kehidupan disawah dan ladang. Namun suatu saat sewaktu Pam Rumrum sudah tidak kuat atau sudah tua, beliau diganti oleh cucunya bernama Pan Renduh, pada saat piodalan alit ada pewisik yang mengatakan bahwa pelinggih itu bernama Muncak Sari, ” tuturnya.
Semenjak itu mulai ada pembangunan untuk pura, pada rahina buda umanis medang sia, pengempon pura yang terdiri dari Desa Adat Puluk-Puluk, Desa Adat Tingkih Kerep, Desa Adat Kayu Puring dan Desa Adat Banjar Anyar melakukan pemelaspasan Pura Muncak sari.
”Dulu waktu jaman Pengukuran tanah tahun 1948, tukang ukur salah menulis nama di sana ditulis Puncak Sari, makanya dulu banyak orang yang keliru, padahal yang benar adalah Muncak Sari,”
Saat ditanya tentang anggapan masyarakat yang membilang pura jodoh,  Mepica adalah simbol kemakmuran Tuhan dalam memberi anugrahnya, dalam proses mepica yang berlangsung menjelang matahri terbit, presayang dalam keadaan kelinggihan membagikan padi dan rambut sedana kepada seluruh pemedek. Sambil menunggu proses mepica, pemedek khususnya truna-truni menunggu di wanitilan pura, mungkin dari sinilah para truna-truni saling mengenal dan akhirnya mereka berjodoh.
”Mungkin berawal dari sanalah ungkapan pura jodoh lahir, dan banyak pemedek percaya akan hal ini, bahwa sembahyang di pura ini selain memohon perlindungan, banyak juga yang memohon untuk mendapatkan jodoh, dan saya percaya akan hal itu, karena sudah banyak yang terbukti, mereka ketemu disini, akhirnya berjodoh dan menikah ” kata Made Sukarya.
Selain jodoh, banyak juga pemedek yang momohon untuk kelancaran dalam berdagang, dan bertani, hal ini dikarenakan  proses mepica adalah membagikan padi dan rambut sedana kepada pemedek, hal ini dipercaya untuk kesuburan dan hasil yang melimpah.
Made Sukarya berharap agar kedepannya pemerintah memperhatikan keberadaan pura khusunya akses jalan yang menuju pura, karena hal ini sangat berpengaruh untuk kelancaran pemedek yang akan tangkil ke Pura Muncak Sari.
Kabupaten Tabanan telah banyak yang tahu sebagai lumbung berasnya Bali, tidaklah mengherankan jika banyak tempat-tempat suci yang ada keterkaitan dengan mata pencaharian para petani ( sebagai Dewa Kemakmuran). Diantara tempat-tempat suci tersebut ada yang bernama “Pura Luhur Muncak Sari”,  ada di Desa Sangketan, kecamatan Penebel kabupaten Tabanan. Berlokasi di atas suatu ketinggian dan kesakralannyapun masih kental.  Pura Luhur Muncak Sari dipercaya menjadi sumber kemakmuran dan sumber kehidupan khususnya bagi masyarakat sekitarnya dan masyarakat Bali umumnnya, terutama bagi mereka para petani.[6]
Sumber tertulis yang mengisahkan tentang Pura Luhur Muncak sari memang tidak ada, kisah pura ini hanya menjadi ceritra turun temurun. Sesuai namanyany Muncak Sari, berasal dari dua suku kata, muncak yang berarti puncak dan sari artinya sumber kehidupan. Jika diartikan Muncak Sari berarti puncak sumber kehidupan.
Ditemukan sejak zaman kejayaan kerajaan Tabanan, namun tidak ada sumber tertulis (prasasti) yang menguatkannya. Awal ditemukan hanya merupakan tumpukan batu di ketinggian, di bawah pohon besar. Pelinggih batu itu bernama Bedugul Gumi tempat sthana Ida Bhatara Sedahan Agung, pemberi kemakmuran, kehidupan bagi warga melalui persawahan dan ladang. Piodalan di Pura Luhur Muncak Sari adalah saat Buda Umanis Medangsia. Pemangku di Pura Luhur Muncak Sari diwariskan secara turun temurun, yang menjadi pemangku pertama kali di pura ini adalah Pekak Rum-Rum.
Saat ini luas areal pura Luhur Muncak Sari adalah mencapai 5 hektar, yang membentang di lereng gunung Batukaru. Disungsung oleh 4 desa pakraman, masing-masing Puluk-puluk dan Tingkuh Kerep di Desa Tengkudak, dan Banjar Anyar serta Kayu Puring di Desa Sangketan. Kini telah ada belasan pelinggih yang di bangun di pura ini, diantaranya Pelinggih Tri Murti, Pesimpangan Rambut Sedana, Pesimpangan Sura Laya, Pesimpangan Jati Luwih,  Pelinggih Hyang Batara Kriyenan, dan Beji Kahyangan. Ada juga beberapa mata air/ beji, di areal pura, seperti Beji Agung dan Beji Mayang Sari.—
PURA Luhur Muncak Sari di Desa Sangketan, Penebel, Tabanan, menjadi salah satu pura yang paling terkenal di kabupaten ini. Lokasinya di atas ketinggian, kesakralannya terasa masih kental. Dipercaya, pura ini menjadi sumber kemakmuran dan sumber kehidupan bagi masyarakat, khususnya petani. Tidak ada sumber tertulis yang mengisahkan sejarah Pura Luhur Muncak Sari.
Kisah pura ini hanya menjadi cerita turun-temurun. Berdasarkan namanya, Muncak Sari berasal dari dua suku kata, muncak yang berarti puncak dan sari artinya sumber kehidupan. Jika diartikan, Muncak Sari berarti puncak sumber kehidupan. Pura ini ditemukan sejak zaman kejayaan Kerajaan Tabanan. Namun, tidak ada prasasati yang menguatkannya. Hanya, tumpukan batu yang berada di ketinggian. ''Cerita Pura Luhur Muncak Sari hanya diwarisi turun-temurun dari leluhur kami. Namun, seluruhnya meyakini kisah itu ada,'' kata pemangku Pura Luhur Muncak Sari, Jro Mangku Made Sukarya, Sabtu (16/2) kemarin.
Diceritakan, sejarah penemuan pura ini berawal dari kegiatan warga di sekitar hutan yang suka mencari rotan. Kala itu, Pan Rum Rum, salah satu tokoh warga Dusun Puluk-uluk Desa Tengkudak, Penebel, berniat membangun rumah. Sesuai kebiasaan, warga mencari rotan untuk bahan tali pengikat kayu. Pan Rum Rum mengajak lima warga lain merambah hutan. Rombongan kecil ini bergerak ke utara. Tiba di hutan Desa Sangketan, mereka dengan mudah mendapatkan rotan atau penyalin. Keanehan muncul. Saat berniat pulang, hujan lebat disertai petir dan angin mendadak muncul. Kelima warga ini kebingungan dan bergegas pulang. Anehnya, mereka hanya berputar-putar di lokasi. Sadar sudah tersesat, Pan Rum Rum langsung duduk dan berdoa meminta maaf. Dia sadar sudah melakukan kesalahan mengambil rotan tanpa izin. Setelah meminta maaf dengan bahasa seadanya, hujan angin mereda. Ketika membuka mata, kelima warga ini melihat tumpukan batu yang tertata rapi di bawah pohon besar. Mereka langsung bersujud di tempat ini, lalu mengucapkan kaul. Isinya, warga akan datang lagi dengan membawa sesaji besar. [7]
Enam bulan kemudian, mereka bersama warga lain datang ke pelinggih ini untuk membayar kaul. Sesaji dihaturkan ke atas pelinggih. Sejurus kemudian, muncul suara gaib. Pelinggih batu itu ternyata bernama Bedugul Gumi, yang berstana Ida Batara Sedahan Agung, tugasnya memberikan kemakmuran kehidupan bagi warga melalui persawahan dan ladang. ''Pura ini menjadi amerta atau sumber kehidupan bagi persawahan,'' kata Jro Mangku Sukarya. Usai hatur sesaji, Pekak Rum Rum dinobatkan menjadi pemangku pertama di pelinggih ini.
Kala itu, bertepatan dengan Budha Umanis Medangsia. Waktu inilah yang dijadikan hari piodalan di pura ini setiap enam bulan sekali. Saat umat kembali menghaturkan sesaji, muncul lagi suara gaib. Isinya, pelinggih yang sudah disungsung warga dikenal dengan Muncak Sari atau pusatnya amrita kehidupan. Sejak itulah, pura ini dikenal dengan Pura Luhur Muncak Sari. Pemangku yang menyungsung dilanjutkan secara turun-temurun oleh keturunan Pan Rum Rum hingga sekarang. Kini, sudah memasuki generasi keenam.[8]
Luas Pura Luhur Muncak Sari mencapai 5 hektar yang membentang di lereng selatan Gunung Batu Karu. Ada empat desa pekraman yang me-nyungsung-nya, masing-masing Puluk-Puluk dan Tingkuh Kerep di Desa Tengkudak dan Banjar Anyar serta Kayu Puring di Desa Sangketan. Ada belasan pelinggih yang dibangun di pura ini. Di antaranya pelinggih Tri Murti, pesimpangan Rambut Sedana, pesimpangan Sura Laya, pesimpangan Jati Luwih, pelinggih Hyang Bethara Kriyenan dan beji kahyangan. Ada juga beberapa mata air atau beji suci di areal pura. Seperti beji Agung dan Beji Mayang Sari. Di sekitar pura terdapat pelinggih Sapu Jagat. Saat perang kemerdekaan, laskar Gusti Ngurah Rai yang terluka diobati di pura ini. Konon, ada air tiga rasa di pura ini. Bukti yang masih tersisa adalah hutan bambu. Diyakini, hutan bambu itu bekas senjata bambu runcing dan tiang asrama bagi pejuang.
Saat pujawali kata Jro Mangku Sukarya, krama Bali dari berbagai kabupaten selalu tangkil ke Pura Muncak Sari. Bahkan, setiap hari ada saja warga, terutama krama subak yang meminta tirta ke pura ini. Dipercaya, tirta dari Muncak Sari bisa memberikan kesuburan tanaman petani. Selain tempat persembahyangan, di sekitar pura seringkali digunakan kegiatan perkemahan. Lokasinya yang sejuk dan indah menjadi kawasan paling tepat untuk melakukan outbond.[9]













BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pura Luhur Pucak Taman Sari yang memiliki aura magis yang sangat kental tepatnya berada di wilayah Banjar Anyar, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan.
Pura Luhur Muncak Sari di Desa Sangketan, Penebel, Tabanan, menjadi salah satu pura yang paling terkenal di kabupaten ini. Lokasinya di atas ketinggian, kesakralannya terasa masih kental. Dipercaya, pura ini menjadi sumber kemakmuran dan sumber kehidupan bagi masyarakat, khususnya petani.
Masyarakat sekitar menganggap pura ini sebagai kahyangan untuk memohon segala keberkahan dan kesejahteraan, meminta hasil panen yang baik, dan yang terpenting dan unik dikenal untuk melukat dengan empat mata air panas suci, yakni Toya Emas, Selaka, Tembaga, dan Besi.
Pura ini ditemukan sejak zaman kejayaan Kerajaan Tabanan. Namun, tidak ada prasasati yang menguatkannya. Hanya, tumpukan batu yang berada di ketinggian. ''Cerita Pura Luhur Muncak Sari hanya diwarisi turun-temurun dari leluhur kami. Diceritakan, sejarah penemuan pura ini berawal dari kegiatan warga di sekitar hutan yang suka mencari rotan. Luas Pura Luhur Muncak Sari mencapai 5 hektar yang membentang di lereng selatan Gunung Batu Karu.
Pura Pucaksari diyakini begitu kuat aura magisnya karena keberadaanya yang jauh dari keramaian, berada di tanah tegal yang tinggi dan rimbun seperti alas, dipagari oleh pepohonan besar dan dikelilingi pesawahan khas Bali.

Pura muncak sari dipercaya, tirta dari Muncak Sari bisa memberikan kesuburan tanaman petani. Selain tempat persembahyangan, di sekitar pura seringkali digunakan kegiatan perkemahan. Lokasinya yang sejuk dan indah menjadi kawasan paling tepat untuk melakukan outbond.


[1] http://www.puragunungsalak.com/2013/02/pura-luhur-muncak-sari-tabanan.html
[4] http://wayansuyasa-webblog.blogspot.co.id/2013/02/pura-luhur-muncak-sari.html
[5]https://www.google.co.id/searchq=pura+muncak+sari&oq=p&aqs=chrome.2.69i60l2j69i59j69i60j69i57j69i60.4379j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
[6] http://purapuncak.blogspot.co.id/2014/11/pura-luhur-puncak-sari-yang-spesial.html
[7] http://lewatmana.com/lokasi/4635/pura-luhur-muncak-sari/
[8] https://id.foursquare.com/v/pura-luhur-muncak-sari/4d5cd283590b224bbd3da56d
[9] http://www.puragunungsalak.com/2013/02/pura-luhur-muncak-sari-tabanan.html

VIDEO PERSAHABATAN

JUDUL         : Video Foto Kegiatan di Pura KARYA         : Ikhwatun Muamalah EDITOR       : Ahmad Nasichin Hudori DURASI       : ...